Total Tayangan Halaman

Selasa, 15 Februari 2011

asuhan keperawatan anoreksia nervosa

LAPORAN PENDAHULUAN
“ANOREKSIA NERVOSA”
I. KONSEP DASAR

A. Pengertian
Anoreksia Nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan penolakan mempertahankan berat badan dalam batas-batas minimal yang normal. Ciri khasnya adalah mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan atau dipertahankan oleh penderita.

B. Etiologi
Berbagai faktor psikologi berhubungan dengan perkembangan perilaku yang khas dari Anoreksia Nervosa. Rasa harga diri yang rendah sering berperan penting dalam munculnya penyakit ini. Penurunan berat badan dipandang sebagai suatu pencapaian dan harga diri bergantung pada ukuran dan berat badannya. Ada pula hubungan antara gangguan makan dengan gangguan alam perasaan. Dinamika keluarga juga dapat berperan dalam perkembangan gejala anoreksia nervosa. Orangtua mungkin terlalu memegang kendali dan terlalu melindungi anak. Faktor lain yang juga berperan dalam munculnya gangguan ini adalah kelangsingan idealik masyarakat yang berusaha disamai atau bahkan dilampau oleh para remaja. Individu yang terkena gangguan ini mempunyai citra tubuh yang menyimpang menganggap dirinya obesitas atau terobsesi tentang ukuran dan bentuk bagian tubuh tertentu.

C. Patofisiologi
Ada 2 jenis Anoreksia Nervosa, yaitu:
1. Jenis yang membatasi diir, yaitu individu tersebut sangat membatasi makanan dan memaksa diri menjalankan berbagai latihan, serta tidak terlibat secara teratur dalam pesta makan atau perilaku ‘pembersihan’ (muntah yang diinduksi sendiri atau penyalahgunaan laksatif, diuretik atau enema).
2. Jenis yang suka makan dan ‘pembersihan’, yaitu individu secara teratur terlibat dalam pesta makan dan diikuti perilaku ‘pembersihan’.
Pemakaian obat pengurang nafsu makan yang berlebihan atau pil diet terdapat pada kedua jenis di atas.
Perilaku ‘pembersihan’ dan setengah puasa dapat menimbulkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit serta masalah jantung yang pada akhirnya dapat berakibat fatal.

D. Kriteria diagnostik untuk Anoreksia Nervosa
1. Menolak mempertahankan berat badan pada atau di atas berat badan normal minimal sesuai umur dan tinggi badan.
2. Ketakutan yang hebat tentang naiknya berat badan atau menjadi gemuk meski sebenarnya berat badannya kurang.
3. Gangguan pada cara seseorang menerima berat badan atau bentuk tubuhnya.
4. Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan menghindarkan makanan yang mengandung lemak dan salah
merangsang muntah oleh diri sendiri
menggunakan pencahar
olahraga berlebihan
memakai obat penekan nafsu makan atau diuretika
5. Adanya gangguan endokrin yang meluas dengan manifestasi pada wanita sebagai aminore dan pada pria kehilangan minat dan potensi seksual.

E. Insiden
1. Kira-kira 5% penderita anoreksia nervosa adalah laki-laki
2. Anoreksia Nervosa diderita oleh 1% perempuan kulit putih antara umur 16 – 24 tahun.
3. Puncak awitan adalah pada umur 14 – 18 tahun
4. Angka mortalitas antara 2% - 8%
5. Angka insiden meningkat pada kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi
6. 5% anak-anak yang terkena berumur kurang dari 12 tahun

F. Manifestasi Klinis
1. Penurunan berat badan mendadak, tanpa penyebab yang jelas.
2. Tampilan kurus kering, hilangnya lemak subcutan
3. Perubahan kebiasaan makan, waktu makan yang tidak lazim
4. Latihan dan aktivitas fisik yang berlebihan
5. Amenorea
6. Kulit kering bersisik
7. Lanugo pada ekstremitas, punggung dan wajah
8. Kulit berubah kekuningan
9. Gangguan tidur
10. Konstipasi
11. Erosi eosopagus
12. Alam perasaan depresi
13. Fokus yang berlebihan pada pencapaian hasil yang tinggi
14. Perhatian berlebihan terhadap makanan dan penampilan tubuh
15. Erosi email dan dentin tinggi

G. Komplikasi
1. Jantung: bradikardi, tachikardi, aritmia, hipotensi, gagal jantung
2. Gastrointestinal: esofagitis, ulcus peptikum, hepatomegali
3. Ginjal; abnormalitas urea serum dan elektrolit
4. Skelet; osteoporosis, faktor patologik
5. Endokrine; penurunan fertilitas, peningkatan kadar kortisol dan hormon pertumbuhan, peningkatan glukoneogenesis
6. Metabolik; penurunan BMR, gangguan pengaturan suhu badan, gangguan tidue

H. Penatalaksanaan
Pengobatan diberikan dengan rawat jalan, kecuali muncul masalah medis yang berat. Pengobatan rawat jalan ini mencakup:
1. Pemantauan medis
2. Rencana diet untuk memulihkan status nutrisinya
3. Psikoterapi jangka panjang untuk mengatasi penyebab dasarnya
4. Pengobatan psikofarmaka untuk mengatasi gejala depresi, kegelisahan dan perilaku kompulsif – obsesif
Obat-obat yang dapat digunakan :
1. Antidepresan, juga dipakai SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors), terutama bila salah satu komponen penyakitnya adalah latihan yang dipaksakan (Imipramin, Desipramin, Fluoksetin, Sertralin).
2. Penggantian estrogen untuk amenore

DAFTAR PUSTAKA
Cecilly L. Betz. Linda A. Sowden, Buku Saku Keperawatan Pediatrik, Penerbit Buku Kedokteran; EGC, Jakarta. 2002.
Yasmin Asih, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Penerbit Buku Kedokteran; EGC, Jakarta. 1998.

ASUHAN KEPERAWATAN
TERHADAP Nn. S DENGAN ANOREKSIA NERVOSA
DI PUSKESMAS
Tanggal Pengkajian:
A. Pengkajian Keperawatan
1. Biodata Klien
Nama : Nn. S
Umur :   tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Alamat : Jl.
2. Biodata Penanggung Jawab
Nama : Ny. Q
Umur :   tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Jl.  
Hubungan dengan klien : Orangtua (ibu)
3. Keluhan utama:
Klien mengatakan bahwa klien mengalamu penurunan berat badan yang drastis dan mendadak (dari 65 kg menjadi 55 kg) dalam waktu 1 bulan ini.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kulit
Kulit terlihat kering dan bersisik
b. Kepala
Kulit normal, kebersihan kulit saat dikaji normal (+)
Rambut : bersih, hitam, penyebaran merata, tidak mudah dicabut
Hidung : tidak ada polip, fungsi penciuman normal, tidak ada sekret
Telinga : Tidak ada cairan yang keluar, fungsi pendengaran baik, tidak ada benjolan
Mulut : Tidak ada perdarahan digusi, gigi masih lengkap, kotor, bibir kering, lidah kotor.
c. Mata
Konjungtiva an anemis, ukuran kedua mata simetris, fungsi penglihatan baik
d. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena jugularis
e. Dada
Bentuk simetris, saat bernafas dada mengembang normal
f. Abdomen
Tidak terasa nyeri, tampak kurus, timfoni saat perkusi
g. Ekstrimitas
Atas : Pergerakan bebas
Bawah : Tidak ada kelainan, pergerakan bebas
Tanda-tanda Vital :
BB = 55 kg
TB = 175 cm
TD = 90/60 mmHg
T = 38,9 oC
P = 88x/mnt
RR = 24x/mnt
5. Konsep Diri
Citra tubuh:
Sebelum turunnya berat badan, klien menganggap dirinya obesitas. Klien sangat ingin mempunyai bentuk dan ukuran tubuh yang langsing. Dengan kondisi berat badan yang sekarang ini klien merasa belum ideal.
6. Pola Nutrisi
Makan dan minuman; sering diet rendah lemak dan puasa
7. Aktivitas sehari-hari
Aktivitas yang dilakukan klien sangat berlebihan, karena dengan alasan untuk menurunkan berat badan harus banyak bergerak.
8. Mekanisme Koping
Mal adaptif, kalau ada masalah klien lebih banyak diam dan menyendiri di kamar.

B. Daftar Masalah Keperawatan
1. Perubahan nutrisi; kurang dari kebutuhan
2. Koping individu tak efektif
3. Gangguan konsep diri; harga diri rendah
4. Resiko tinggi perubahan pertumbuhan dan perkembangan
5. Latihan dan aktivitas fisik berlebihan
6. Resiko tinggi kekurangan volume cairan

C. Pohon Masalah
Resti perubahan pertumbuhan dan perkembangan
Perubahan Nutrisi; Kurang dari Kebutuhan (masalah utama)
Koping individu
tak efektif
Gangguan konsep diri: Citra tubuh
Resti kekurangan volume cairan
Aktivitas & latihan fisik berlebihan

D. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan nutrisi kurang dari kebutuhan
2. Perubahan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubub berhubungan dengan koping individu tak efektif
3. Koping individu tak efektif berhubungan dengan gangguan citra tubuh
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan aktivitas dan latihan berlebihan
E. Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Implementasi

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan koping individu tak efektif

TUM:
Klien tidak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan
TUK:
Klien terpenuhi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi

1. Libatkan keluarga dalam rencana suplementasi diet
2. Berikan informasi tentang asupan makanan yang adekuat dan dampak asupan makanan yang tidak adekuat pada kadar energi dan kesejahteraan psikologis
3. Mulai menjalankan rencana latihan khusus untuk membantu tercapainya perilaku positif


a. Melibatkan keluarga dalam rencana suplementasi diet
b. Memberikan informasi tentang asupan makanan yang adekuat dan dampak asupan makanan yang tidak adekuat pada kadar energi dan kesejahteraan psikologis
c. Memulai menjalankan rencana latihan khusus untuk membantu tercapainya perilaku positif


Tidak ada komentar:

Posting Komentar