Total Tayangan Halaman

Senin, 14 Februari 2011

gangguan rasa nyaman (nyeri)

GANGGUAN RASA NYAMAN
( NYERI )

  1. Definisi
Nyeri : pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
(Brunner & Suddart, 2002)
Nyeri : kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam skala atau tingkatannya.
Nyeri : suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya.
(Tamsuri, 2007)
Menurut International Assosiation for Study of Pain (IASP) : sensori subjektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.

  1. Sifat nyeri
a.                   Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi.
b.                  Nyeri bersifat individual.
c.                   Nyeri tidak dapat dinilai secara objektif.
d.                  Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat perubahan fisiologis tingkah laku dan dari pernyataan klien.
e.                   Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya.
f.                   Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis.
g.                  Nyeri merupakan tanda peringatan adanya kerusakan jaringan.
h.                  Nyeri mengawali ketidakmampuan.
i.                    Persepsi yang salah tentang nyeri menyebabkan managemen nyeri tidak optimal.

Reaksi
Impuls Nyeri Medula Spinalis Batang Otak & Talamus Sistem Saraf Otonom Respon Fisiologis & Perilaku.

Menurut Mahon »
  1. Nyeri bersifat individu.
  2. Nyeri tidak menyenangkan.
  3. Suatu kekuatan yang mendominasi.
  4. Bersifat tidak berkesudahan.

  1. Klasifikasi Nyeri
A.          Berdasarkan Sumbernya
Ø    Cutaneus / Superfisial
Nyeri yang mengenai kulit / jaringan subkutan biasanya bersifat burning
Contoh : terkena ujung pisau / gunting
Ø    Somatic / Nyeri Dalam
Nyeri yang muncul dari pembuluh darah, tendon saraf dan lebih lama dari superfisial.
Ø    Visceral ( Organ Dalam )
Simulasi reseptor nyeri dalam rongga abdomen, cranium dan thorak.
B.     Berdasarkan Penyebab
Ø    Fisik
Bisa terjadi karena stimulus fisik :
§  Radang tulang, otot dan rheumatic lainnya.
§  Nyeri otot, kuku / pemendekan otot (kram).
§  Sakit bahu dan tulang punggung.
§  Salah posisi saat kerja / aktivitas dan tidur.
§  Cedera olah raga.
§  Kelainan bentuk kaki.
§  Pasca patah tulang, amputasi tulang dan osteoporosis.
Ø    Psycogenic
Terjadi karena sebab yang kurang jelas / susah / diidentifikasi bersumber dari emosi / psikis dan biasanya tidak disadari.
Contoh : orang yang marah tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya.
C.     Berdasarkan Lama / Durasinya
Ø    Nyeri Akut
¨      Nyeri secara mendadak dan mudah hilang.
¨      Durasi singkat.
¨      Tidak lebih dari 6 bulan.
¨      Serangan mendadak.
¨      Daerah nyeri tidak diketahui secara pasti.
Ø    Nyeri Kronis
¨      Nyeri secara perlahan-lahan dan berlangsung cukup lama.
¨      Durasi lama.
¨      Lebih dari 6 bulan.
¨      Serangan bisa mendadak, terus-menerus.
¨      Daerah nyeri sulit dibedakan intensitasnya.

 
Perbedaan Karakteristik Nyeri Akut dan Nyeri Kronik

Nyeri Akut
Nyeri Kronik
v  Lamanya dalam hitungan menit.

v  Ditandai peningkatan nadi, respirasi.
v  Respon pasien : fokus pada nyeri, menangis, mengerang.
v  Tingkah laku : menggosok bagian yang nyeri.
v  Lamanya sampai hitungan bulan, > 6 bulan.
v  Fungsi fisiologis bersifat normal.

v  Tidak ada keluhan nyeri.

v  Tidak ada aktifitas fisik sebagai respon terhadap nyeri.

D.                Berdasarkan Lokasi / Letak
Ø    Radiating Pain
            Nyeri menyebar dari sumber nyeri menyebar ke jaringan didekatnya.
Ø    Referred Pain
Nyeri dirasakan pada bagian tubuh tertentu yang diperkirakan berasal dari jaringan penyebab.
Ø    Intractable Pain
            Nyeri yang sangat susah dihilangkan.
            Contoh : nyeri kanker maligna.
Ø    Phanthom Pain
Nyeri dirasakan pada bagian tubuh yang hilang / bagian tubuh yang lumpuh injuri medulla spinalis.
Contoh : bagian tubuh yang diamputasi.

  1. Jenis Nyeri
1.                  Neuropatik
Disebabkan oleh kelainan disepanjang suatu jalur saraf yang bisa menyebabkan suatu sakit dalam atau rasa terbakar (sensitif terhadap sentuhan) dan infeksi (herpes zoster) menyebabkan peradangan sehingga terjadi neuralgia post herpetik.
2.         Distrofi Reflek Simpatis
Nyeri disertai pembengkakan, berkeringat atau perubahan pada aliran darah atau dijaringan (atropi atau osteoporosis) dan kontraktur (sendi tidak bisa ditekuk / diluruskan secara sempurna).
3.         Kausalgia
Nyeri yang terjadi setelah suatu cedera atau penyakit pada saraf utama. Menyebabkan : nyeri terbakar disertai pembengkakan, berkeringat, perubahan aliran darah.
4.         Nyeri Setelah Pembedahan
Nyeri bisa menetap dan hilang timbul semakin buruk jika bergerak, batuk, tertawa atau menarik napas dalam atau ketika luka perban pembungkus diganti.
5.         Nyeri Karena Kanker
6.         Nyeri yang Berhubungan dengan Kelainan Psikis
Penyebab psikogenik / fisik.

  1. Fisiologi Nyeri
1.                  Resepsi
Proses perjalanan nyeri.
2.                  Persepsi
Kesadaran seseorang terhadap nyeri.
3.         Reaksi
            Respon fisiologis & perilaku setelah mempersepsikan nyeri.

Resepsi
Stimulus (mekanik, termal, kimia) Pengeluaran Histamin, Bradikinin, Kalium Nosiseptor Impuls saraf Serabut Saraf Perifer Neurotransmiter Pusat Saraf di Otak Respon reflek protektif.

Tipe Serabut Saraf Perifer
Serabut saraf A delta :
ü  Serabut bermyelin.
ü  Mengirim pesan secara cepat.
ü  Kecepatan transmisi 6-30 m/dt.
ü  Menghantarkan sensasi yang tajam, jelas sumber dan lokasi nyeri
ü  Biasanya sering ada pada injuri akut.
Serabut Saraf C :
ü  Tidak bermyelin.
ü  Mengirim pesan secara lambat.
ü  Kecepatan transmisi 0,5 m/dt.
ü  Menghantarkan sensasi berupa sentuhan, getaran, suhu hangat dan tekanan cepat.

Persepsi
Stimulus Nyeri Medula Spinalis Talamus Otak (area limbik) Reaksi Emosi Pusat Otak Persepsi.

Reaksi
Impuls Nyeri Medula Spinalis Batang Otak & Talamus → Sistem Saraf Otonom → Respon Fisiologis & Perilaku.

» Stimulus                                           Þ        Reseptor Nyeri
-        Zat kimia                                                         ¯
-        Listrik                                                  Serabut Saraf Asenden
-        Panas                                                               ¯
-        Mekanik                                              Sistem Saraf Sentral
-        Mikroorganisme                                              ¯
                                                                  Talamus
                                                                              ¯
                                                                  Merasakan adanya sensasi
                                                                              ¯
                                                                  Kortek serebri
                                                                              ¯
                                                                  Menginterprestasikan arti nyeri
                                                                              ¯
                                                                  Mencari cara untuk menghindari nyeri
Stimulus Nyeri
Seseorang dapat menoleransi, menahan nyeri atau dapat mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri.
Terdapat beberapa jenis stimulasi nyeri :
1.      Trauma pada jaringan tubuh.
Contoh : pembedahan
2.      Gangguan pada jaringan tubuh.
Contoh : edema
3.      Tumor.
4.      Iskemik pada jaringan.
Tertumpuknya asam laktat
5.      Spasme otot, menstimulasi mekanik.




  1. Teori Nyeri
Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri, diantaranya (Barbara C. Long, 1989).
  1. Teori Pemisahan (Specificity Theory).
  2. Teori Pola (Pattern Theory).
  3. Teori Pengendalian Gerbang (Gate Control Theory).
  4. Teori Transmisi dan Inhibisi.

1.                  Teori Pemisahan
*        Rangsangan sakit masuk ke medula spinalis melalui kornu dosalis yang bersinapsis di daerah posterior.
*        Medula spinalis kemudian naik ke traktus lissus dan menyilang digaris median disisi lainnya.
*        Berakhir di kortek sensori tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
2.         Teori Pola
*        Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medula spinalis dan rangsangan aktifitas sel T.
*        Mengakibatkan suatu respon yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi yaitu kortek serebri serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri.
*        Persepsi dipengaruhi oleh modalitas respon dari reaksi sel T.
3.         Teori Pengendalian Gerbang
*        Dikemukakan oleh Melzack dan Wall pada tahun 1965.
*        Teori mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur / bahkan dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat.
*        Dalam teori ini dijelaskan bahwa substansi gelatinosa (SG) yang ada pada bagian ujung dorsal serabut saraf spinal cord mempunyai peran sebagai pintu gerbang (gating mechanism), mekanisme gate control ini dapat memodifikasi dan merubah sensasi nyeri yang datang sebelum mereka sampai di kortek serebri dan menimbulkan nyeri.
*        Impuls nyeri bisa lewat jika pintu gerbang terbuka dan impuls akan diblok ketika pintu gerbang ditutup.
*        Menutupnya pintu gerbang merupakan dasar terapi mengatasi nyeri.
*        Berdasarkan teori ini perawat bisa menggunakannya untuk memanage nyeri pasien.
*        Neuromedulator bisa menutup pintu gerbang dengan cara menghambat pembentukan substansi P.
*        Menurut teori ini tindakan massase diyakini bisa menutup gerbang nyeri.

4.         Teori Transmisi dan Inhibisi
*        Adanya stimulus pada nosiseptor melalui transmisi impuls–impuls saraf sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmiter yang spesifik.
*        Kemudian inhibisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls–impuls pada serabut -serabut besar yang memblok impuls–impuls pada serabut lamban dan endogen opiate system supresif.

G.    Tingkatan / Tipe Nyeri

1.                  Skala Keterangan Nyeri
            10        : sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien.
7,8,9    : sangat nyeri tapi masih dapat  dikontrol oleh klien dengan aktifitas yang biasa dilakukan.
            6          : nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk.
            5          : nyeri seperti tertekan atau bergerak.
            4          : nyeri seperti kram atau kaku.
            3          : nyeri seperti perih atau mules.
            2          : nyeri seperti melilit atau terpukul.
            1          : nyeri seperti terbakar, tersetrum atau nyut-nyutan.
            0          : tidak ada nyeri.
2.         Tipe Nyeri
            10        : tipe nyeri sangat berat
                        Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.
7-9              : tipe nyeri berat
Secara objektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat diatasi dengan alih posisi napas panjang / dalam dan distraksi.
4-6              : tipe nyeri sedang
Secara objektif klien mendesis, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.
1-3              : tipe nyeri ringan
Secara objektif klien berkomunikasi dengan baik.

Menurut Smeltzer, S.C. bare B. G. (2002)
Adalah sebagai berikut :

1.      Skala Intensitas Nyeri Deskriptif.




     0    1          2          3          4         5           6          7          8          9           10
Tidak     nyeri ringan                nyeri sedang                nyeri  berat          nyeri berat
Nyeri                                                                              terkontrol        tidak terkontrol

2.      Skala Intensitas Nyeri Numerik.






 0       1          2          3          4          5          6          7          8          9         10
         Tidak                                            nyeri sedang                                             nyeri
         Nyeri                                                                                                             hebat



3.      Skala Analog Visual








        Tidak                                                                                                             nyeri
        Nyeri                                                                                                            sangat
                                                                                                                              hebat


4.      Skala Nyeri Menurut Bourbanis.

 


          0         1           2          3          4          5          6          7          8          9         10











      Tidak          nyeri ringan                nyeri sedang                     nyeri berat        nyeri
      Nyeri                                                                                        terkontrol         berat
                                                                                                                                tidak
                                                                                                                            terkontrol

Skala Wajah Nyeri



























        0                   2                      4                      6                   8                     10
Tidak sakit     sedikit sakit        agak            menggangu      sangat                tak
                                            Menggangu         aktifitas      menggangu    tertahankan
  
  1. Respon Nyeri
 1)                  Respon Fisiologis
a.       Stimulasi simpatik
-        Dilatasi saluran bronchial dan peningkatan respirasi rate.
-        Peningkatan heart rate.
-        Peningkatan nilai gula darah.
-        Diaphoresis.
-        Peningkatan kekuatan otot.
-        Dilatasi pupil.
-        Penurunan motilitas GI.
b.      Stimulus Parasimpatik
-        Muka pucat.
-        Otot mengeras.
-        Penurunan heart rate.
-        Napas cepat dan irregulator.
-        Nausea dan vomitus.
-        Kelelahan dan keletihan.
2)                  Respon Psikologis
a.       Bahaya atau merusak.
b.      Komplikasi seperti infeksi.
c.       Penyakit yang berulang.
d.      Penyakit baru.
e.       Penyakit yang fatal.
f.       Kehilangan mobilitas.
g.      Menjadi tua.
h.      Sembuh.
3)         Respon Tingkah Laku
a.       Pernyataan Verbal
-        Mengaduh, menangis, sesak napas, mendengkur.
b.      Ekspresi Wajah
-        Meringis, menggeletukkan gigi, menggigit bibir.
d.      Gerakan Tubuh
-        Gelisah, imobilisasi, ketegangan otot, peningkatan gerakan jari &         tangan.
d.      Kontak dengan Orang Lain / Interaksi Sosial
-        Menghindari percakapan, menghindari kontak sosial, penurunan rentang perhatian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar