Total Tayangan Halaman

Senin, 14 Februari 2011

makalah hermafrodit


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   PENGERTIAN HERMAFRODITISME
Perkataan “hermafrodit” berasal dari mitologi Yunani sebagai gabungan “Hermes(ialah dewa pencipta atletik dan filsafat ajaib) dan “Aphroditus(ialah dewi percintaan).
Ditinjau dari perkembangan embrio, sesungguhnya setiap orang memiliki juga sifat-sifat dari jenis kelamin yang berlawanan dalam tingkat rudimenter. Sampai umur 7 minggu setelah fertilisasi, keadaan pada dua seks itu masih sama. Kemudian dimulailah differensiasi dari alat-alat kelamin dan setelah umur kira-kira 34 minggu setelah fertilisasi, keadaan alat kelamin pada dua seks itu sesuai dengan waktu lahir.
Rangsang pembentukan jenis kelamin timbul karena factor genetic, yaitu kromosom Y “(masculinizing gene)” dan kromosom X “(feminizing gene)”. Telah diketahui bahwa pada manusia kehadirannya kromosom Y benar-benar menentukan seks laki-laki. Di bawah pengaruh kromosom Y plika genitalis yang indifferen berkembang menjadi testis. Tetapi bila tidak terdapat kromosom Y maka plika genitalis berkembang menjadi ovarium.
Pada umumnya membedakan laki-laki dan perempuan itu tidak sulit. Kalau ada penis dan skrotum maka ia dinyatakan sebagai pria dan kalau kelihatan vulva dan vagina maka dia adalah wanita. Sekalipun demikian, agaknya tidak ada seorang individu yang bersifat 100% laki-laki atau 100% perempuan. Setiap orang memiliki juga sifat-sifat dari jenis kelamin yang berlawanan dalam tingkat rudimenter. Selama hal itu tidak berlebihan, ia masih dapat disebut laki-laki normal atau perempuan normal.
Seorang anak kadang-kadang dapat merasakan adanya perbedaan antara dia dengan adiknya, misalnya untuk melengkapi bukti tentang adanya perbedaan itu, maka ia memerlukan menengok ke alat kelamin adiknya dan memang benar ada perbedaan.
 Kadang-kadang sifat-sifat jenis yang berlawanan lebih menonjol dan dapat menimbulkan keragu-raguan mengenai identitas orang tersebut. Misalnya kegemaran akan rambut gondrong dan mode uniseks dan vestitismus membantu pula mengaburkan batas-batas antara kelamin. Akan tetapi dalam hal ini biasanya jenis kelamin pelakunya masih jelas, sehingga belum dapat disebut sebagai hermafroditismus.
 Beberapa bentuk peralihan dapat disebut sebagai :
·         Interseksualitas laki-laki atau feminismus
·         Interseksualitas perempuan atau virilismus
Jika kelainan-kelainan juga menyangkut genitalia externa dan saluran-saluran kelamin karena gangguan pertumbuhan, maka disebut sebagai pseudohermafroditismus.
Jenis kelamin seseorang itu ditentukan oleh beberapa factor :
  1. Genetic, yang mempunyai pengaruh terhadap satu sel
  2. Pengatur seks (“sex organizer”), yang berpengaruh terhadap sel sekitarnya
  3. Kelenjar-kelenjar endokrin, termasuk gonada yang berpengaruh terhadap seluruh tubuh
 B.   MACAM-MACAM HERMAFRODITISME 
Dapat dibedakan hermafroditisme sejati dan pseudohermafroditisme
*      Hermafroditisme Sejati
Hermafroditisme sejati disebut juga androgynoidismus gonadalis/ gynandroidismus gonadalis ialah keadaan bahwa suatu individu yang mempunyai baik jaringan testis maupun jaringan ovarium. Individu demikian ini yang disebut juga interseks ovotestikuler.
 Berdasarkan tipenya gonada dibedakan atas 3 golongan yaitu :
  1. lateral, di mana terdapat testis pada satu sisi dan ovarium pada sisi yang lain
  2. unilateral, yang memiliki ovotestis pada satu sisi dan ovarium atau testis pada sisi lain
  3. bilateral, yang memiliki ovotestis pada kedua sisi
Pada hermafroditismus sejati biasanya terdapat kelainan-kelaina pada jiwa, alat genitalia eksterna dan saluran kelamin disertai adanya gonada yang rangkap, yaitu adanya oocyt-oocyt dan tubuli seminiferi, mengandung jaringan testis dan ovarium. Pada keadaan ini secara anatomis semata-mata tidak dapat ditetapkan jenis kelamin genetiknya melainkan harus dilakukan pemeriksaan kromosom kelaminnya disertai ada atau tidaknya seks kromatin. Dengan demikian akan dapat ditentukan apakah ia seorang laki-laki yang telah mengalami feminisasi yang kuat sehingga terdapat jaringan ovarium di samping jaringan testis. Ataukah sebaliknya seorang perempuan yang telah mengalami maskulinasi yang kuat.
Suatu study dari 108 kasus hermafroditismus sejati didapatkan 59 individu 46,XX; 21 individu 46,XY; dan 28 individu mosaic (46,XX/46,XY). Berdasarkan penemuan itu tentunya ada yang seks kromatin positif dan ada yang negative.
Pembentukan jenis kelamin terjadi dalam tiga tahapan :
a.      Tahapan genetic
Rangsang pembentukan jenis kelamin ditimbulkan oleh factor genetic, yaitu kromosom Y atau masculinizing gene, dan kromosom X atau feminizing gene. Kromosom Y bersifat dominant terhadap kromosom X, sehingga kombinasi XY menjadi laki-laki dan kombinasi XX menjadi perempuan.
b.      Tahapan organisasi
Setelah gonada terbentuk, ia akan mempengaruhi pertumbuhan saluran-saluran kelamin. Jost mengeluarkan hipotesa bahwa testis agaknya mengeluarkan factor inductor yang bukan androgen. Di bawah pengaruh factor inductor inilah saluran-saluran Wolff tumbuh membentuk epididimis dan ductus deferens, dan saluran-saluran Muller akan mengalami regressi dan menghilang hampir seluruhnya. Sisa-sisa saluran Muller pada jenis laki-laki hanyalah appendiks testis dan utriculus prostaticus. Apabila terbentuk ovarium, maka factor inductor ini tidak ada. Akibatnya ialah bahwa saluran-saluran Wolff mengalami regressi dan menghilang untuk sebagian besar. Saluran-saluran Muller sebaliknya tidak terhambat dan tumbuh membentuk tuba falopi, uterus dan 2/3 bagian cranial vagina. Sisa-sisa Wolff pada jenis perempuan adalah epoophoron, paroophoron, saluran-saluran Gartner dan 1/3 bagian kaudal vagina. Pengaruhnya tidak bersifat umum, melainkan unilateral. Buktinya ialah bahwa pada hermafroditismus sejati varietas unilateralis dapat ditemukan testis, epididimis dan ductus deferens di satu sisi, dan ovarium dengan tuba falopi uterus dan vagina di sisi yang lain.
c.       Tahapan endokrin
Hormon-hormon androgen yang dikeluarkan oleh testis mempunyai pengaruh tertentu terhadap daerah di sekitar sinus urogenitalis. Pada tingkatan indifferen di daerah itu nampak :
ü  Tuberculum genitale di sebelah ventral sinus urogenitalis
ü  Plicae urethrales di sebelah kanan dan kiri sinus urogenitalis
ü  Torus genitalis di sebelah lateral plicae urethrales masing-masing
Steroid-steroid androgen dari testis mempertumbuhkan tuberkulum genitale menjadi phallus. Plicae urethrales mencakup sinus urogenitalis di antaranya dan tumbuh bersatu membentuk urethra pars cavernosa, pars membranacea dan pars prostatica caudalis. Kedua torus genitalis tumbuh bersatu menghasilkan scrotum. Jika tidak terbentuk testis tetapi ovarium, maka tidak terdapat pengaruh steroid androgen. Dalam hal ini tuberculum genitale berkembang menjadi klitoris, sinus urogenitalis menjadi vestibulum, plicae urethrales membentuk labia minora dan torus genitalis menjadi labiya majora.

      Pseudohermafroditisme
Individu ini mempunyai salah satu jaringan gonada, yaitu testis atau ovarium, tetapi rudimenter.
Berdasarkan konstitusi kromosomnya dapat dibedakan :
1)      Pseudohermafroditisme laki-laki bersifat laki-laki (“masculinizing male pseudohermaphroditism”).
Fenotip secara umum tampak seperti laki-laki atau seperti perempuan, memiliki testis yang tidak sempurna. Alat kelamin luar meragukan tetapi kira-kira penis, payudara tidak berkembang, tubuh berambut seperti laki-laki, karyotipe 46,XY.
      Ciri-ciri androgynoidismus morpho-psychologicus :
-          gonada jelas testis
-          genitalia externa tidak jelas laki-laki karena rangsang virilisasi lemah
-          saluran-saluran kelamin laki-laki, namun mungkin terdapat sisa-sisa rudimenter
-          wajahnya mempunyai ekspresi sebagai perempuan
-          distantia intertrochanterica lebar dibandingkan dengan distantia interacromialis
-          mungkin terdapat pertumbuhan payudara (gynaecomastia)
-          penimbunan dan pembagian lemak seperti pada perempuan, yaitu lebih banyak di sekitar pinggul
-          pertumbuhan otot-otot kurang sempurna
-          jalannya seperti perempuan dan suaranya mungkin tinggi
-          pada umumnya proporsi tubuhnya normal
-          mungkin terdapat transvestitismus
-          perkembangan libido terhenti pada tingkatan narsistik (aseksuil) dan ambivalen, sehingga terdapat homo-seksualitas passif
Ciri-ciri androgynoidismus genitalis
-          habitusnya merupakan campuran antara sifat laki-laki dan perempuan, kadang-kadang sifat laki-laki lebih menonjol kadang-kadang sifat perempuan lebih tampil ke muka.
-          Gonada jelas testis tanpa ovarium, tapi kurang sempurna karena rangsang feminisasi. Sering terdapat ectopia testis. Genitalia externa biasanya memperlihatkan hypospadia perinealis. Penisnya menyerupai klitoris yang besar. Urethra terbuka pada bagian bawah corpus penis dan tidak mengikuti seluruh penis. Kedua lipatan urethra yang tidak menutup mirip pada labia minora
-          Scrotum mungkin terbelah dua
-          Saluran-saluran kelamin di samping epididimis dan ductus deferens mungkin terdapat sisa-sisa saluran Muller dalam berbagai tingkatan perkembangan
-          Tidak terdapat haid karena tidak ada jaringan ovarium
2)      Pseudohermafroditisme laki-laki bersifat perempuan (“feminizing male pseudohermaphrodites”).
Seperti halnya dengan yang bersifat laki-laki, individu ini biasanya mempunyai karyotipe 46,XX, jadi laki-laki. Kadang-kadang ada yang merupakan mosaic 46,XY/45,X atau lainnya. Fenotip umum tampak seperti perempuan, payudara berkembang. Ada yang mempunyai kelakuan seks seperti wanita mskipun tanpa kesadaran. Gonada jelas testis tanpa jaringan ovarium tetapi kurang sempurna karena rangsang feminisasi. Penisnya mempunyai klitoris yang besar. Tidak terdapat haid karena tidak ada jaringan ovarium. Pertumbuhan rambut ketiak dan rambut kelamin amat tipis atau tidak adasama sekali.

Menurut penelitian Boczkowsky (1967) dan Barclay (1966) kelainan ini herediter dan disebabkan oleh gen dominan autosomal yang dipengaruhi seks atau oleh gen resesif terangkai-X. Boczkowsky berpendapat bahwa jenis ini condong ke jenis perempuan. Oleh karena itu ia mengemukakan kemungkinan perubahan jenis kelamin individu ini menjadi perempuan yang dapat menikmati kebahagiaan perkawinan, sekalipun tidak dapat memperoleh keturunan. Perubahan jenis kelamin menjadi perempuan menurut Boczkowsky lebih beralasan pula karena pengobatan dengan androgen tidak berhasil pada TSF (androgen irresponsiveness)
Ciri-cirinya :
-          habitusnya sering cantik seperti perempuan dengan payudara sempurna
-          genitalia externa yang menyerupai alat-alat kelamin perempuan
-          pertumbuhan rambut di ketiak dan mons pubis amat tipis atau tidak ada sama sekali

3)      Pseudohermafrodit perempuan
Fenotip umum seperti laki-laki, alat kelamin luar meragukan, mempunyai ovarium tetapi tidak sempurna. Ini disebabkan karena ibunya mengalami ketidakseimbangan hormone sebelum anak itu lahir. Karyotipenya 46,XX. Dapat terjadi perubahan tingkah laku seperti anak laki-laki.
              

C.  PENYEBAB HERMAFRODITISME
Sebab-sebab terjadinya hermafroditismus terjadi karena adanya gangguan dalam pertumbuhan jenis kelamin, misalnya :
  1. Lemahnya rangsang pembentukan jenis kelamin (factor genetic)
  2. Perubahan reaksi organ-organ terhadap rangsang pembentukan jenis kelamin
  3. Perubahan-perubahan dalam keadaan biologic sekelilingnya
Hal ini dapat mengakibatkan differensiasi yang tidak sempurna dari tingkat yang ringan hingga yang berat. Misalnya : apabila rangsang maskulinasi lemah, elemen-elemen dalam cortex gonada yang membentuk tali-tali benih Pfluger tidak terhambat sehingga kita menjumpai jaringan ovarium berdampingan dengan jaringan testis. Saluran-saluran Muller juga tidak terhambat seluruhnya, sehingga sempat membentuk Tuba Fallopy, uterus dan vagina sekalipun rudimenter.
Differensiasi di sekitar anus urogenitalis tidak sempurna pula, sehingga pembentukan genitalia externa terganggu, misalnya terbentuk penis rudimenter dengan hypospadia dan scrotum bifidum. Mungkin terdapat pula sifat-sifat kewanitaan yang lain seperti pembentukan payudara, suara tinggi dsb.
Ternyata pada manusia jenis kelamin laki-laki memiliki derajat evolusi yang lebih tinggi dan bersifat dominan terhadap jenis perempuan. Apabila dilakukan kastrasi pada seorang laki-laki, akan terjadi feminismus. Akan tetapi kastrasi pada seorang perempuan tidak menghasilkan virilismus, melainkan infantilismus.
Ditinjau dari sebab-sebabnya dapat kita bedakan :
1)            Interseksualitas konstitusionil
Biasanya terjadi pada tingkatan yang muda sekali, dan disebabkan karena
o   Gangguan pada rangsang penentuan jenis kelamin oleh kromosom Y atau X
o   Gangguan pada tahapan organisasi (perkembangan saluran-saluran kelamin)
o   Gangguan reaksi sel-sel dan jaringan mudigah terhadap rangsang penentuan jenis kelamin dan organisasi.
2)      Interseksualitas endokrin
         Terjadi pada tingkatan yang agak lebih lanjut, pada tahapan endokrin (perkembangan genitalia externa). Disebabkan karena :
o   Lemahnya rangsang endokrin
o   Reaksi abnormal sel-sel dan jaringan-jaringan tubuh terhadap rangsang endokrin.



BAB III
TINJAUAN KASUS

HERMAFRODITISME

DEFINISI
Intersex States (Genitalis Ambigus) terjadi jika seorang anak terlahir dengan alat kelamin yang tidak jelas, apakah laki-laki atau perempuan.

PENYEBAB
Berbagai keadaan yang bisa menyebabkan terjadinya genitalis ambigus dan hermafroditisme:
# Hiperplasia adrenal kongenital
# Pemaparan progestin atau androgen pada janin
# Sindroma feminisasi testikuler
# Disgenesis gonad XY
# Agenesis gonad XY
# Kelainan kromosom                                                            
# Kriptoftalmos
# Smith-Lemli-Opitz
# Sindroma 4p
# Sindroma 13q.

GEJALA
Pada saat lahir, bayi memiliki alat kelamin yang tidak jelas.
Hermafrodit sejati memiliki jaringan ovarium (indung telur) dan testis (buah zakar) serta organ reproduksi bagian dalam pria dan wanita. Tetapi hal ini jarang terjadi.
Anak dengan genitalis ambigus adalah pseudohermafrodit, dimana alat kelamin luarnya tidak jelas, dengan alat reproduksi bagian dalam berupa ovarium atau testis.

Seorang pseudohermafrodit wanita, secara genetis adalah wanita yang normal (memiliki 2 kromosom X), yang lahir dengan alat kelamin yang menyerupai penis yang kecil. Alat reproduksi bagian dalamnya adalah wanita.
Pseudohermafroditisme pada wanita terjadi akibat pemaparan terhadap kadar hormon pria yang tinggi selama berada dalam kandungan.
Biasanya janin memiliki kelenjar adrenal yang besar (sindroma adrenogenital) yang terlalu banyak menghasilkan hormon pria atau terdapat kekurangan enzim sehingga hormon pria tidak dapat diubah menjadi hormon wanita.
Kadang hormon pria dari darah ibu masuk ke dalam plasenta (ari-ari); misalnya jika ibu telah mengkonsumsi progesteron untuk mencegah keguguran atau ibu menderita tumor yang menghasilkan hormon.

Seorang pseudohermafrodit pria secara genetis adalah pria (dengan 1 kromosom X dan 1 kromosom Y), yang terlahir tanpa penis atau penisnya sangat kecil.
Tubuhnya gagal membentuk hormon pria atau melawan hormon yang dihasilkan (sindroma resistensi androgen).

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
# Analisa kromosom
# Kadar hormon (misalnya kadar testosteron)
# Pemeriksaan endoskopi (untuk mengetahui ada atau tidaknya vagina atau serviks).

PENGOBATAN
Untuk merekonstruksi alat kelamin luar, dilakukan pembedahan korektif.
Secara umum, lebih mudah untuk merekonstruksi kelamin wanita daripada kelamin pria.
Pembedahan untuk memperbaiki keadaan ini biasanya dilakukan pada saat mendekati masa pubertas.

PSEUDOHERMAFRODITISME PADA LAKI-LAKI

Kelainan Testis
DEFINISI :
Testis (buah zakar) memeiliki 2 fungsi utama:
# Membuat testosteron, yang merupakan hormon androgen (hormon pria yang utama)
# Menghasilkan sperma.

PENYEBAB :
Testis bisa kurang aktif (keadaan ini disebut hipogonadisme) karena kelenjar hipofisa tidak menghasilkan hormon yang merangsang testis atau karena terdapat kelainan pada testis.
Jika testis kurang aktif maka pembentukan androgen berkurang; pertumbuhan dan perkembangan seksual mengalami kemunduran, pembentukan sperma berkurang dan penis berukuran kecil.

GEJALA :
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada umur ketika kekurangan androgen terjadi.
Pada janin laki-laki, kekurangan androgen yang terjadi sebelum kehamilan mencapai 12 minggu menyebabkan pembentukan alat kelamin yang tidak lengkap. Lubang uretra terletak di bagian samping bawah penis bukan di ujung penis atau terjadi pseudohermafroditisme pria (bayi laki-laki memiliki alat kelamin perempuan).
Jika kekurangan androgen terjadi pada saat usia kehamilan telah melewati 12 minggu, maka janin laki-laki bisa memiliki penis yang sangat kecil (mikrofalus) atau testis yang tidak seluruhnya turun ke dalam kantung zakar.

Kekurangan androgen pada masa kanak-kanak menyebabkan perkembangan seksual yang tidak lengkap. Suaranya tetap cempreng (bernada tinggi) dan perkembangan ototnya jelek. Penis, testis dan skrotum (kantung zakar) kurang berkembang. Rambut kemaluan dan rambut ketiak tipis dan jarang, lengan dan tungkainya sangat panjang.

Kekurangan androgen setelah masa puber dapat menyebabkan lemahnya gairah seksual, impotensi dan kekuatan anak laki-laki yang berada dibawah normal. Testis mengkerut, kulit di sekitar mata dan bibir agar keriput, rambut badan tipis dan jarang serta tulangnya lemah.
Jika penyebabnya adalah kelainan pada testis, maka bisa terjadi ginekomastia (pembesaran payudara).

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
# Pengukuran kadar testosteron, LH dan FSH
# Analisa semen
# Analisa kromosom.

PENGOBATAN
Jika kelenjar hipofisa tidak menghasilkan LH dan FSH yang diperlukan untuk merangsang testis, maka diberikan testosteron.
Kepada seorang anak laki-laki yang mengalami masalah psikis karena masa pubernya tertunda sehingga perkembangan seksualnya tidak sempurna, bisa diberikan suntikan testosteron selama 3 bulan. Pengobatan ini menyebabkan maskulinisasi tanpa menghentikan pertumbuhan anak.

Kekurangan testosteron dapat diobati dengan suntikan testosteron 1-2 kali/bulan. Hormon diberikan dalam bentuk suntikan karena cara ini lebih aman dan dosis yang diperlukan lebih sedikit. Hormon ini juga tersedia dalam bentuk plester yang ditempelkan ke kulit.
Pemberian testosteron akan mengembalikan keseimbangan di dalam tubuh dan merangsang pertumbuhan, perkembangan seksual serta kesuburan.
Efek samping yang utama adalah penimbunan cairan, jerawat dan kadan ginekomastia.

Kelainan kromosom tidak dapat disembuhkan tetapi gejalanya bisa diatasi dengan pemberian testosteron.
Kadang dilakukan pembedahan untuk:
- memperbaiki kelainan penis
- memasukkan testis tiruan ke dalam skrotum (untuk tujuan kosmetik) tetapi testis tiruan ini tidak menghasilkan sperma maupun hormon
- memindahkan testis yang tidak turun ke dalam skrotum sehingga testis bisa berfungsi secara normal.

PSEUDOHERMAFRODIT  PADA WANITA

DEFINISI
Intersex States (Genitalis Ambigus) terjadi jika seorang anak terlahir dengan alat kelamin yang tidak jelas, apakah laki-laki atau perempuan.
PENYEBAB
Berbagai keadaan yang bisa menyebabkan terjadinya genitalis ambigus dan hermafroditisme:
  Hiperplasia adrenal kongenital
  Pemaparan progestin atau androgen pada janin
  Sindroma feminisasi testikuler
  Disgenesis gonad XY
  Agenesis gonad XY
  Kelainan kromosom
  Kriptoftalmos
  Smith-Lemli-Opitz
  Sindroma 4p
  Sindroma 13q.
GEJALA
Pada saat lahir, bayi memiliki alat kelamin yang tidak jelas.

Hermafrodit sejati memiliki jaringan ovarium (indung telur) dan testis (buah zakar) serta organ reproduksi bagian dalam pria dan wanita. Tetapi hal ini jarang terjadi.
Anak dengan genitalis ambigus adalah pseudohermafrodit, dimana alat kelamin luarnya tidak jelas, dengan alat reproduksi bagian dalam berupa ovarium atau testis.

Seorang pseudohermafrodit wanita, secara genetis adalah wanita yang normal (memiliki 2 kromosom X), yang lahir dengan alat kelamin yang menyerupai penis yang kecil. Alat reproduksi bagian dalamnya adalah wanita.
Pseudohermafroditisme pada wanita terjadi akibat pemaparan terhadap kadar hormon pria yang tinggi selama berada dalam kandungan.
Biasanya janin memiliki kelenjar adrenal yang besar (sindroma adrenogenital) yang terlalu banyak menghasilkan hormon pria atau terdapat kekurangan enzim sehingga hormon pria tidak dapat diubah menjadi hormon wanita.
Kadang hormon pria dari darah ibu masuk ke dalam plasenta (ari-ari); misalnya jika ibu telah mengkonsumsi progesteron untuk mencegah keguguran atau ibu menderita tumor yang menghasilkan hormon.

Seorang pseudohermafrodit pria secara genetis adalah pria (dengan 1 kromosom X dan 1 kromosom Y), yang terlahir tanpa penis atau penisnya sangat kecil.
Tubuhnya gagal membentuk hormon pria atau melawan hormon yang dihasilkan (sindroma resistensi androgen).
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
  Analisa kromosom
  Kadar hormon (misalnya kadar testosteron)
  Pemeriksaan endoskopi (untuk mengetahui ada atau tidaknya vagina atau serviks).

PENGOBATAN
Untuk merekonstruksi alat kelamin luar, dilakukan pembedahan korektif.
Secara umum, lebih mudah untuk merekonstruksi kelamin wanita daripada kelamin pria.
Pembedahan untuk memperbaiki keadaan ini biasanya dilakukan pada saat mendekati masa pubertas.


BAB IV
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Hermafroditisme terjadi jika seorang anak terlahir dengan alat kelamin yang tidak jelas, baik laki-laki maupun perempuan.
 Jika kelainan-kelainan juga menyangkut genitalia eksterna dan saluran-saluran kelamin karena gangguan pertumbuhan maka disebut sebagai pseudohermafroditismus.
Hermafroditisme sejati adalah keadaan bahwa suatu individu mempunyai baik jaringan testis maupun jaringan ovarium. Pada hermafroditismus sejati biasanya terdapat kelainan-kelaina pada jiwa, alat genitalia eksterna dan saluran kelamin disertai adanya gonada yang rangkap, yaitu adanya oocyt-oocyt dan tubuli seminiferi, mengandung jaringan testis dan ovarium.
Sebab-sebab terjadinya hermafroditismus terjadi karena adanya gangguan dalam pertumbuhan jenis kelamin, misalnya :
1.                                                                                    Lemahnya rangsang pembentukan jenis kelamin (factor genetic)
2.                                                                                    Perubahan reaksi organ-organ terhadap rangsang pembentukan jenis kelamin
3.                                                                                    Perubahan-perubahan dalam keadaan biologic sekelilingnya

B.     Saran
Untuk mengobati penderita Hermafroditisme sebaiknya merekonstruksi alat kelamin luar, dilakukan pembedahan korektif. Secara umum, lebih mudah untuk merekonstruksi kelamin wanita daripada kelamin pria. Pembedahan untuk memperbaiki keadaan ini biasanya dilakukan pada saat mendekati masa pubertas.
Dalam penanganan Hermafrodit sebaiknya petugas kesehatan menjaga privasi klien dan melakukan perlindungan diri sendiri dan klien (steril).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar